Hari itu, Agustus 2014 kemarau melanda kampung halamanku, Melana. Mungkin juga di daerah-daerah lain di Indonesia. Amat mudah memang menerka musim kemarau, tak pernah hujan, sinar matahari terasa panas menyengat, pohon-pohon tak berdaun, alam kering kerongkang, dan sungai-sungai surut. Setidaknya satu dari tanda-tanda itu tampak di sungai Batang Pinoh, Melawi, Kalimantan Barat, tak terkecuali sungai kapuas.
Seminggu pasca lebaran di tahun yang sama, saya dan beberapa rekanan menyusuri sungai Batang Pinoh ke hulu. Tujuannya camping. Sungai Batang Pinoh ke hulu tampak amat dangkal. Hamparan bebatuan kerikil berserakan menyatu bersama air sungai yang mengalir agak deras.
Saya dan 15 rekanan memutuskan untuk membawa perahu dan motor speed karena yakin akan menemukan bagian sungai yang masih terjaga kedalaman teluknya. Tentu saja kami tak bisa melewatinya dengan berjalan kaki dan harus masuk ke dalam perahu.
Karuan saja, kami harus melewati beberapa teluk yang palung tetapi tidak panjang. Ketika kami sampai di bagian sungai yang dangkal, beberapa penumpang wajib turun, berjalan-kaki menyusuri sungai ke hulu. Bahu membahu kami menarik dan mendorong perahu.
Menaiki perahu di musim kemarau memang cukup repot. Tapi kami semua menikmatinya. Sungai dangkal, air tampak jernih. Dan bagi warga di sana, perahu teramat jarang digunakan untuk alat transportasi hilir mudik, lebih-lebih di zaman sekarang alat transportasi darat lebih diminati karena jalan kering dan tidak becek. Lain halnya di kala musim hujan, perahu tentu jadi pilihan utama karena jalanan daratan becek dan berlumpur, tak beraspal.
Seperti tampak pada gambar, sungai Batang Pinoh ke hulu nyaris menjadi daratan, dan hanya menyisakan air beberapa kubik saja. Sungai Batang Pinoh, kondisi sungai yang nyaris kering adalah perkara lumrah. Maklum, namanya juga kemarau.
Kami butuh waktu 5 jam menyusuri sungai Batang Pinoh ke hulu. Waktu habis karena mendorong dan menarik perahu karena banyak melewati sungai yang dangkal. Namun begitu, agenda camping kami ini teramat menyenangkan.
Friday 28 November 2014
Disqus Comments