Wednesday 22 June 2016

Perairan Natuna Bersiap Jadi Medan Perang


Kapal Perang Coast Guard China
Klaim China atas Perairan Utara dan Barat Laut Kepulauan Natuna perairan perikanan tradisional mereka dan sikap provokatif Juru Bicara Kementerian Luar Negerinya, Hua Chunying yang memprotes Indonesia setelah 12 gerombolan kapal nelayan China ditangkap  TNI AL di perairan Natuna menimbulkan ketegangan baru.

Seperti diketahui, sejak Maret lalu tercatat sudah tiga kali kapal ikan ilegal China merampok ikan di perairan Natuna. Kapal-kapal milik negara komunis itu dikejar dan ditangkap kapal perang TNI AL.  Sikap TNI AL sudah benar, karena menjaga kedaulatan NKRI serta melindungi kekayaan Indonesia khususnya di laut.

Kasus  terakhir di perairan Natuna adalah bukti nyata betapa China sudah tidak lagi dapat diberikan maaf sehingga pemerintah Indonesia harus segera mengambil sikap tegas. Sebab, dari beberapa informasi 12 gerombolan kapal China yang ditangkap pada Jumat lalu membocengi kapal-kapal perang (coast guard) mereka. Artinya, mencuri ikan telah dijadikan sebagai jalan armada laut China menerobos secara ilegal masuk ke kawasan kedaulatan Indonesia.

Ambil contoh misalnya kasus kapal China bernama KM Kway Fey 10078 yang dikejar Kapal patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia. Menteri KKP Susi Pudjiastuti sempat membeberkan ulah kapal KM Kway Fey 10078 pada Maret lalu.

Waktu itu, kapal milik China melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Natuna, Kepulauan Riau. Kapal itu bernama KM Kway Fey 10078 yang justru berusaha melarikan diri meski kapal patroli Hiu 11 sempat melepaskan tembakan peringatan. Tiga personel kapal patroli Hiu 11 melompat ke kapal ikan China untuk melakukan pengawalan. Setelah berhasil dikawal, pada saat bersamaan muncul kapal penjaga pantai (coast guard) China yang mengejar dan menabrak kapal ikan tersebut.

Disqus Comments