Thursday, 25 October 2012

Ketika Dunia Kerja Butuh Sarjana


           
            Membangun jaringan serta memperbanyak teman adalah pilihan alternatif yang patut diperhatikan oleh mahasiswa. Studi memang kebutuhan utama mahasiswa, namun bukan berarti mereka lantas menutup diri dari berbagai aktivitas di luar kuliah. Sebab, pengangguran terdidik produk asli perguruan tinggi merupakan fenomena mutakhir yang kini menjadi masalah serta dibahas di berbagai lini kehidupan. Dengan memperbanyak teman, mahasiswa diharapkan dapat membangun relasi  serta bertukar informasi, terutama terkait dunia kerja. Karena tidak dapat dihindari, sarjana pengangguran kini telah menjelma menjadi hantu yang menakutkan bagi kaum intelektual muda itu setelah menjadi alumnus PT.  Akhirnya, pengangguran terdidik jadi problem bersama, juga problem negara.
            Persaingan hidup membuat studi  di PT jadi kurang berarti. Setidaknya begitulah pendapat sebagian orang yang menganggap bahwa kuliah merupakan sebuah jalan pintas untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Di samping itu, ketersediaan lapangan pekarjaan yang terbatas membuat  para sarjana yang berjumlah ribuan orang harus saling berebut, sementara lowongan pekerjaan jauh lebih sedikit membutuhkan tenaga kerja. Kondisi ini menuntut para sarjana untuk berpikir kreatif agar tidak menjadi pengangguran, meskipun menyandang titel sarjana  menganggur kini bukan lagi merupakan suatu hal yang dianggap memalukan.
            Dalam pada itu, sebenarnya di dalam setiap lini kehidupan masih terdapat banyak ruang yang dapat dijadikan sebagai suatu pekerjaan. Mainstream bahwa sarjana harus bekerja di lembaga-lembaga formal harus segera dihapus, agar daya kreatifitas yang mereka miliki dapat berfungsi dengan baik sehingga mampu memunculkan ide-ide untuk membuat sesuatu agar menjadi sebuah pekerjaan yang menghasilkan. Paling tidak, hal ini dapat dijadikan sebagai bahan bukti, bahwa titel sarjana diperlukan dalam dunia kerja, sebab, selama ini mulai berkembang suatu pandangan bahwa titel sarjana itu tidak begitu diperlukan dalam dunia kerja.
            Terinspirasi dari beberapa kasus yang terjadi, penulis ingin menyatakan bahwa sarjana masih sangat dibutuhkan di dunia kerja. Teramat banyak berbagai perusahaan, apalagi lembaga-lembaga negara, yang memasukkan titel akademik sebagai salah satu prasyarat kerja. Artinya, selama dunia kerja terus berkembang, maka di situ pula para sarjana masih sangat dibutuhkan kontribusinya, baik berupa tenaga (skill) maupun pikiran atau gagasannya.
            Tidak sedikit dari mereka yang justru telah bekerja malah ingin menyandang gelar sarjana. Dan bahkan, demi titel sarjana tersebut, tidak sedikit pula sebagian orang lantas menempuh jalan pintas dengan cara membeli ijazah untuk titel sarjana. Motivasinya bermacam-macam, namun kebanyakan titel tersebut dijadikan sebagai alat penguat posisi pekerjaan yang sedang digeluti. Bahkan beberapa tahun belakangan, muncul wacana bahwa calon presiden yang maju dalam pilpres minimal harus sarjana. Artinya, gelar sarjana merupakan suatu kebutuhan tersendiri yang harus dimiliki setiap orang, sekurang-kurangnya dijadikan sebagai alat bukti bahwa yang bersangkutan pernah menjalani proses studi di PT. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, perguruan tinggi (PT) merupakan pabrik yang menghasilkan produk berupa kaum intelektual muda.
            Untuk itu, tidak salah jika seseorang individu berupaya keras agar dapat mengeyam studi di PT. Di satu sisi, studi di PT dapat mengangkat citra diri serta penilaian positif dari orang lain terhadap diri individu. Menurut Abraham Maslow, bahwa memperoleh pengakuan dari orang lain merupakan salah satu kebutuhan dasar pada diri setiap manusia. Artinya, dengan kemampuan yang dimiliki setiap diri individu, baik secara kognitif maupun psikomotorik, maka akan menjadi modal untuk memperoleh suatu pekerjaan demi memenuhi kebutuhan hidup. Orang lain akan menilai kemampuan yang kita miliki sehingga menjadi daya tarik tersendiri untuk bekerjasama dalam suatu pekerjaan. Kuncinya terletak pada diri individu itu sendiri apakah dia mau beraktualisasi diri dengan membangun jaringan serta memperbanyak teman, atau hanya berdiam diri padahal dia memiliki segudang pengetahuan serta kepandaian.
Disqus Comments