Wednesday, 24 October 2012

Perempuan dan Narkoba

Narkoba adalah musuh bersama sekaligus menjadi salah satu musuh terbesar di dalam kehidupan kita. Hampir semua orang sepakat bahwa narkoba wajib diperangi karena lebih banyak memberikan dampak buruk tidak saja bagi pengguna, tetapi juga bagi orang lain yang tidak mengkonsumsi barang haram tersebut. Sebagai contoh kasus terbaru ialah tragedi mobil Xenia yang menabrak 12 orang pejalan kaki sekaligus di kawasan Tugu Tani, Gambir, Jakarta Pusat beberapa hari lalu. Dan setelah diketahui, pengendara mobil ialah seorang perempuan serta tiga kawanan lainnya yang didapati sedang mabuk (fly) karena sebelumnya mereka mengkonsumsi narkoba dan minuman keras di sebuah diskotik.

Tragedi ini menghenyakkan publik. Dari beberapa pemberitaan media, faktor penyebab kecelakaan maut itu merupakan kelalaian (human eror) pengemudi Afriyani Susanti tidak dapat menguasai kemudi ketika mobil melaju dalam kecepatan tinggi. Kelalaian itu berakibat fatal, 12 pejalan kaki tak berdosa harus menjadi korban, bahkan lima diantaranya merenggang nyawa secara tragis. Penyalahgunaan narkoba serta akibat minuman keras adalah indikator utama dalam penyebab kecelakaan maut tersebut. Narkoba dan minuman beralkohol ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Minuman beralkohol adalah teman sejawat bagi narkoba karena keduanya sama-sama memabukkan. Begitulah salah satu dampak terburuk dari penggunaan narkoba dan mengkonsumsi minuman keras, bahkan dalam kasus ini, dampak buruk barang haram tersebut tidak saja bagi pengguna, tetapi juga bagi para pejalan kaki yang sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan kedua barang yang diharamkan itu.

Terlepas dari itu, narkoba memang tidak mengenal jenjang usia serat jenis kelamin tertentu. Semua orang bahkan bisa mendapatkan serta mengkonsumsinya selama bandar-bandar narkoba berkeliaran di negeri ini, masyarakat awam, laki-laki, perempuan, anak kecil, remaja, orang dewasa, serta orang yang memiliki status apapun, tak terkecuali para petinggi negara, telah menjadi incaran empuk bagi para pengedar narkoba. Oleh sebab itulah mengapa kita seringkali menyatakan bahwa narkoba merupakan musuh bersama.

Dalam tragedi kecelakaan maut di Jakarta beberapa hari lalu, kali ini kita menemukan sebuah kenyataan seorang perempuan yang sedang mengkonsumsi barang laknat berupa narkoba. Hal ini mengindikasikan secara tegas bahwa narkoba tidak mengenal lintas batas jenis kelamin tertentu dalam mengkonsumsi barang terharam ini. Jika selama ini kita bersumsi bahwa pengguna narkoba didominasi kaum laki-laki, maka kaum perempuan pun sebenarnya tidak kalah saingan.

Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan, penggunaan narkoba di kalangan perempuan mencapai 21 persen, dan bahkan tiap tahun persentase tersebut naik tajam, serta lebih banyak terjadi di kawasan Jakarta, Ibu Kota, sekaligus pusat pemerintahan negeri ini. BNN secara gamblang menyebutkan, dari januari hingga november 2011, terungkap sebanyak 26.500 kasus dengan rincian kasus narkotika 17.383 kasus, psikotropika 1.478 kasus, serta kasus bahan berbahaya 7.639 kasus. Sedangkan tersangka yang tertangkap sebanyak 32.763 orang, dengan rincian, kasus narkoba sebanyak 22.936 orang, kasus psikotropika sebanyak 1.840 orang, dan kasus bahan berbahaya sebanyak 7.987 orang. Dan dari jumlah sebanyak itu, 32.648 tersangka adalah WNI, 115 tersangka ialah WNA. Selain itu, BNN juga memaparkan bahwa tersangka laki-laki sebanyak 29.453 orang, sedangkan tersangka wanita 3.310 orang. Dengan jenjang usia di bawah 15 tahun hingga 30 tahun ke atas, dan kawasan Jakarta merupakan daerah tertinggi sebagai pengguna narkoba yang diperkirakan mencapai 280 ribu pengguna. Sedangkan jika ditelisik dari tahun ke tahun, angka pengguna narkoba semakin naik. Pada tahun 2003, pengguna mencapai 3,6 juta jiwa atau 1,99 persen, tahun 2010-2011 naik menjadi 2,2 persen, bahkan BNN memperkirakan pada tahun 2015 pengguna narkoba mencapai 2,8 persen atau 5,1 juta jiwa penduduk negeri ini.

Dalam pada itu, melihat data yang dipaparkan BNN, pengguna sekaligus pengedar narkoba masih terus didominasi oleh kaum pria. Sedangkan penggunaan serta pengedar narkoba pada kaum perempuan relatif masih jauh di bawah laki-laki, namun begitu, bukan berarti kaum perempuan aman dari incaran narkoba, sebab, BNN juga menambahkan bahwa perempuan pengguna narkoba itu terdiri dari dua kategori, yakni pelajar dan pekerja. Hal ini mengindikasikan bahwa di manapun, narkoba akan terus mengincar kaum perempuan, dan dalam menyikapi kasus ini, keimanan saja tidak cukup untuk membendung arus peredaran serta penggunaan narkoba, tetapi kesadaran akan efek negatif yang ditimbulkan juga amat sangat perlu ditanamkan. Dalam kasus ini, pemerintah seharusnya mengambil peran serta tindakan tegas agar narkoba tidak mewabah ke tengah-tengah kehidupan masyarakat. Dan kita berharap tragedi mobil Afriyani Susanti adalah kasus narkoba terakhir yang menelan korban bukan pengedar serta pengguna narkoba. Amin…
Disqus Comments