Tuesday 15 April 2014

NENG

Saat aku jatuh cinta, aku tak ingin logikaku mati suri karena terpana. Mencoba rasional dalam setiap keadaan, sekalipun sedang dilanda rindu. Akan tetapi, ketika cinta datang menghinggapi diri, aku yakin, begitu yakin jiwa dan rasa adalah dua elemen pertama yang merasakan sekaligus meresponnya. Barulah setelah itu, rasa tersebut ditransfer ke otak untuk diolah lalu memunculkan sikap.
Di antara sikap-sikap yang akan muncul berupa perhatian, melindungi, membela, menegur, membuat berbagai kesepakatan, termasuk mengikrarkan janji setia pada pasangannya, bahkan hingga melarang-larang pasangannya melakukan suatu perbuatan yang dianggap dapat menciderai cinta mereka.
Sebagai manusia pada umumnya, aku sungguh tak mungkin bisa menolak rasa cinta. Karena jika aku menolaknya berarti sama halnya aku melawan kekuasaan Tuhan atas diri dan ragaku seluruhnya. Cintaku, terkadang kerap kali membawa-bawa nama Tuhan. Entah apa maksudnya, hanya ketulusan dan rasa tanggungjawabku lah yang dapat mengurainya.
Neng. Kini aku benar-benar telah mengenalmu dalam dekat, bahkan di waktu singkat. Sepertinya aku tak ingin mealui proses demi proses karena dasarnya adalah keyakinan dan ketulusan saja. Atas kedua alasan itu, termasuk juga rasa tanggungjawab, aku yakin proses mengenal yang acap kali dijadikan syarat tuk menjalin asmara pudar dengan sendirinya. Yang ada hanya keyakinan, ketulusan dan tanggungjawab, baik bagi diri, kamu, bahkan terhadap Tuhanku, Tuhan kita dan Tuhan seluruh umat manusia..#Bersambung
Disqus Comments