Friday 19 June 2015

Neolib Teriak Neolib?

Ilustrasi
Tempo hari, ekonom bernama Faisal Basri menunding Jokowi lebih neolib ketimbang SBY.  Demikian kabar berita yang dimuat di berbagai media lokal maupun nasional.

Pernyataan ini jelas berbau sinis dan tendensius. Apa perlunya seorang Faisal Basri mengumbar pernyataan tersebut ke hadapan publik negeri? Nyaris tidak ada. Rakyat tak punya kepentingan terhadap statemen tersebut. Meski begitu, pada sebagian kalangan, pernyataan sang ekonom, katanya senior ini perlu ditanggapi.

Pasalnya, selama ini Faisal Basri sendiri ditengarai seorang ekonom yang juga punya keperipihakan terhadap neoliberalisme. Bahkan, pernah muncul tudingan, beliau adalah sosok neolib tulen. Ya, tudingan neolib yang dialamatkan pada seorang sosok tersohor di negeri ini sedikit sensitif. Sebab, teori neoliberalisme dituding sebagai biangkeladi tak kunjung terwujudnya kesejahteraan dan keadilan ekonomi di sebuah negara, termasuk Indonesia.

Kesejahteraan dan keadilan ekonomi itu hanya dinikmati oleh segelintir orang. Ketika segelintir orang itu sudah merasakan kesejahteraan dan keadilan, maka orang yang di bawah mereka akan kena cipratannya alias kecipratan. Entahlah!
Disqus Comments