Monday 22 February 2016

Bunuh Diri Intelijen

Diakui ataupun tidak, tragedi berdarah teror bom Sarinah, Thamrin menyisakan sekelumit keanehan dan kecurigaan. Teror bom berkat akal-akalan intelijen tersebut seperti telah menjadi legitimasi sah bagi negara untuk memburu nyawa-nyawa manusia, yang mungkin tak bedosa. Atas nama perberantasan terorisme, negara bahkan telah dengan sengaja melegalkan aksi pembunuhan manusia.

Lebih ngeri lagi, pembunuhan itu semata karena menyelamatkan megaproyek guna memperoleh penghidupan dan sejumlah uang. Perburuan teroris adalah potret kejam cara orang mencari uang untuk keberlangsungan hidup. Tak pelak lagi, negara ini telah jatuh pada kubangan praktik pelanggaran hak asasi manusia.

Padahal, negara ini katanya sudah melembagakan sejumlah institusi guna menampung seluruh bidang kehidupan, termasuk HAM. Tetapi sayang sekali, lembaga-lembaga macam begitu justru mati suri dan bungkam seribu bahasa manakala aliran dana tidak masuk dalam mensikapi kasus-kasus pembunuhan secara sengaja oleh aparatus negara.

Mereka, hanya larut dalam wacana dan rencana. Siapapun kita, pembunuhan atas dalih dan alasan apapun jiwa orang normal sudah barang tentu menolak dan mengecam. Kecuali mereka yang sakit jiwanya saja melakukan pembenaran-pembenaran. Namun ketika disumpal mulutnya dengan uang, seketika itu pula mereka bicara berbusa-busa, bahkan sampai lupa apa yang telah diucapkannya. Entahlah.!

Yang jelas, bom Sarinah adalah operasi intelijen. Mereka membunuh diri mereka sendiri lalu menyalahkan orang lain, mencari kambing hitam kalau tidak putih.
Disqus Comments