Monday 22 February 2016

Melawan Freeport, Melawan Jenderal

Jangan coba menganggu lapaknya orang. Begitulah kiranya pesan sekaligus peringatan bagi mereka yang berkoar-koar tentang keberadaan Freeport yang sudah menahun lamanya berdiri di Indonesia. Tak hanya menahun, sistem dan lahan bisnis manjanjikan itu bahkan memiliki pondasi yang amat kokoh.

Entah berapa puluh jenderal yang ngetem dan berdiri tegak di dalamnya, mungkin tak terhitung. Jadi, memukul mundur freeport adalah mimpi yang sulit diwujudkan, tetapi bukan tidak mungkin. Hanya satu cara membubarkan freeport, revolusi.! Sungguh, hanya itu jalan satu-satunya. Petinggi-petinggi negara ini lho mereka punya saham dan perusahaan yang berdiri tegak di sana. Logikanya sederhana saja, siapa sih yang mau kalau saham dan usahanya runtuh dan lenyap.

Ah bung, kamu ini ada-ada saja mau membubarkan freeport, yang benar saja kamu.! Jangan bicara moralitas kalau sudah urusan bisnis berbisnis. Hukumnya hanya dua di situ; untung dan rugi. Konsep tentang bagi hasil yang digembar-gemborkan dalam wacana ekonomi dan bisnis itu habis di omongan belaka.  Logika untung-rugi tidak memerlukan konsep itu. Untung sudah menjadi tuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi.

Begitu pula keberadaan freeport, untung beliung adalah tujuan utamanya. Mereka yang ngetem bertahun-tahun di sana tentu tak mau diganggu gugat. Sebab kalau bangkrut, hilang lenyaplah sudah mata pencahariannya. Bagi mereka, itu ancaman terbesar.

Coba kamu lihat, berapa jumlah jenderal yang mengais keuntungan di sana. Sudah barang tentu tak sedikit. Belum lagi politikus-politikus kita, juga tentunya banyak. Ente optimis mampu membubarkan freeport lewat UU, padahal UU itu sendiri dibuat oleh mereka dengan segala perhitungannya. Jadi, rumor tentang kekuasaan jenderal di Freeport bukanlah isapan jempol belaka. Heheh, piss bung.! Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kau hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan besok kamu mati sudah.!
Disqus Comments