Ariel begitu Nazril Irham akrab dipanggil dan dikenal publik. Nama panggilan itu sejak lima tahun silam menggema di seantaro negeri bersama suara merdu yang dibubuhkannya dalam beberapa lagu, dan lagu paling populer berjudul “Ada Apa Dengamu?”. Judul lagu yang mengadung tanda tanya ini malah jadi bumerang bagi Ariel karena pertanyaan itu patut ditanyakan pada dirinya setelah video porno beredar luas.
Video porno mirip Nazril Irham, Luna Maya, dan disusul Cut Tari sedang beradegan layaknya suami istri itu menjadi berita terpanas belakangan di negeri ini. Hampir semua media massa dan elektronik beberapa hari belakangan berlomba-lomba memberitakan adegan umbar nafsu birahi sang artis. Hal ini menandakan bahwa Ariel merupakan salah satu artis ternama di mata masyarakat dan bisa dikatakan artis super idola kaum remaja di negeri ini.
Beberapa hari belakangan di setiap sudut penulis mendengarkan obrolan dengan tema video mesum mirip Ariel, Luna dan Cut Tari itu semua. Tidak hanya di kalangan muda, tapi kaum tua pun sepertinya tak ingin ketinggalan berita. Kasus ini telah berhasil menyedot fokus perhatian publik negeri tanpa pandang usia, ruang dan waktu. Itu berarti sosok keartisan ketiga selebritis itu mendapatkan porsi di hati masyarakat apalagi para penggemarnya. Buktinya, hanya dalam jangka waktu beberapa hari tema tentang “Arielporn “ amat cepat beredar di telinga bahkan di mata masyarakat karena begitu mudah diakses melalui jasa internet.
Berita-berita seksi memang sangat mudah menyebar. Kasus video mirip Ariel “versus” Luna dan Cut Tari “versus” Ariel Tari adalah salah satu berita seksi itu. Terlepas benar atau ada rekayasa dalam video itu, dunia entertainment kini menambah satu lagi noda hitam di mata masyarakat. Dunia artis memang penuh dinamika-dinamika menghebohkan, entah karena alasan ingin lebih dikenal, sensasi, eksis, diisi dengan aktivitas yang berseberangan dengan moralitas kita. Narkoba, perselingkuhan, kawin-cerai, adalah beberapa deretan pemandangan buruk yang sepertinya amat sangat akrab di lingkungan para artis ibu kota. Ditopang oleh kantong tebal dan gaya hidup glamour membuat mereka berperilaku seenak perutnya sendiri. Meski tidak semuanya begitu, tapi citra itu telah menjadi pemahaman umum serta pemandangan yang dapat kita lihat dengan mata telanjang.
Tersebarnya video porno Ariel menunjukan kecanggihan teknologi di dunia maya. Teknologi tak pernah mengenal istilah kompromi terhadap para pengguna, tergantung bagaimana kita menggunakannya. Amat sangat riskan jika berlebihan menggunakan teknologi, apapun motif dan tujuannya, apalagi bila aktivitas-aktivitas pribadi bersifat rahasia karena tak ada yang menjamin kerahasiaan serta keamananya secara paten, meski sesulit apapun tanda PIN atau password yang kita buat, masih bisa diboboli oleh heacker serta para ahli teknologi.
Video adegan porno mirip artis Ariel dan Luna direkam dengan handphone. Sedangkan video adegan porno artis mirip Ariel dan Cut Tari lebih canggih karena menggunakan kamera profesional. Kedua-duanya (video hp dan kamera) merupakan produk teknologi yang berarti bisa menyebar ke produk teknologi lainnya seperti internet. Sebaiknya kita jangan mengkambing-hitamkan teknologi, tapi salahkan atas kecerobohan kita dalam menggunakan serta memanfaatkannya. Bukankah teknologi diciptakan dengan tujuan mempermudah manusia berkomunikasi jarak jauh antar kerabat, teman dan sahabat?
Beberapa kali kita sebanarnya telah diajak untuk berhat-hati menggunakan teknologi. Berbagai kasus seperti pembobolan bank, penculikan, penipuan dan lain-lain juga pernah menjadi bagian dari kejahatan dunia maya hanya karena kita terlalu percaya sepenuh hati untuk tak dikatakan menyerahkan hidup kepada dunia maya. Indikasinya jelas, ketika hal-hal pribadi atau rahasia (privacy) diunduh ke ruang facebook, email, twitter, friendster, blog, dan ruang lainnya yang disediakan dunia maya, maka tak lain hal itu adalah sebuah kecerobohan mendasar, bahkan satu kesalahan dalam hidup. Kita mesti mulai menegaskan bahwa teknologi seperti dunia maya , internet hanyalah sebuah media komunikasi, tidak lebih, agar interaksi antar kerabat atau teman yang jauh menjadi terasa dekat.
Tak pelak, video mirip Ariel dan Luna serta Cut dapat dikatakan merupakan suatu kecerobohan. Terlepas benar atau palsunya video itu, publik tak mau tahu, tapi yang jelas bahwa video tersebut persis seperti sosok ketiga artis ternama itu. Pada waktu yang bersamaan, citra artis di mata publik akan semakin meredup, atau kalau pun tidak, maka konsekuensinya ialah terbangun suatu stigma di masyarakat bahwa dunia artis adalah dunia tempat mengumbar nafsu birahi. Bukan hanya citra dipertaruhkan, tapi harga diri niscaya diruntuhkan. Sebab, keprihatinan masyarakat terhadap terbongkarnya video mesum itu sudah terlalu besar dan untuk kesekian kali. Ariel, ada apa denganmu? Dan berapa banyak korbanmu?