Thursday, 25 October 2012

Berita Duka Kematian Osama

Berita Duka Kematian Osama

Berita tentang kematian Osama bin Laden menjadi isu terhangat hampir di seluruh penjuru dunia. Tak terkecuali Indonesia. Seperti kita ketahui bersama, bahwa Osama merupakan orang yang paling dicari-cari selama 10 tahun terakhir pasca runtuhnya gedung WTC akibat serangan teroris. Dan al-qoidah menyatakan bertanggung jawab atas serangan dahsyat tersebut. Amerika Serikat adalah negara yang sangat menaruh dendam kesumat selama ini atas runtuhnya gedung kebanggaan AS itu. Osama bin Laden, menurut AS adalah otak di balik penyerangan gedung WTC, sehingga isu anti-terorisme serentak diumumkan ke seluruh penjuru dunia ini. Pertanyaannya, jika benar Osama telah tewas, apakah terorisme juga telah berakhir?

Jawabannya tentu saja tidak. Kematian amir Al-qoidah itu bukanlah jaminan bahwa gerakan terorisme telah berakhir, mengingat Al-qoidah adalah sebuah organisasi. Dengan kata lain,Osama bin Laden hanyalah salah satu dari sekian banyak jumlah anggota organisasi Al-qoidah, dan masih ada Osama-Osama yang lainnya.

Problem radikalisme bukanlah persoalan sosok atau orang yang menjadi pelaku, tetapi lebih pada persoalan ideologi. Mati satu tumbuh seribu adalah kalimat pepatah yang pasti berlaku jika kita melihat persoalan ini secara kritis. Osama bin Laden dalam hal ini hanyalah sebagai simbol eksistensi organisasi Al-qoidah yang menandakan bahwa Al-qoidah merupakan sebuah organisasi yang telah matang serta terorganisir dalam melancarkan beberapa agenda perlawanan terhadap sesuatu realitas yang mereka anggap sebagai sebuah anomali dari kebenaran. Terkadang, kita terlalu ceroboh dalam memberikan sebuah penilaian, dan gegabah dalam melakukan suatu tindakan ketika melihat aksi teror yang kerap mereka gencarkan di berbagai penjuru. Secara kasat mata, memang tindakan yang dilakukan oleh kelompok Al-qoidah brutal bahkan keji karena merusak hingga melakukan aksi pembunuhan. Namun, pernahkah kita berpikir untuk kemudian mencari-tahu apa alasan di balik semua aksi brutal yang kerap mereka lakukan?

Tidak. Karena kita telah terlanjur berasumsi super negatif terhadap mereka. Kita tidak pernah benar-benar ingin mencari-tahu, karena aksi yang mereka lakukan sungguh terlalu keji dalam pandangan kasat mata semua orang. Kesalahan kita justru terletak di situ, di mana aksi keras yang mereka lakukan malah dilawan juga dengan aksi keras, sehingga kita tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan pendekatan secara preventif. Maka wajar jika kemudian kematian Osama bin Laden malah justru menumbuhkan dendam kesumat di hati dan pikiran anggota Al-qoidah yang lainnya, bahkan dengan keyakinan kuat mereka akan bangkit melakukan suatu perlawanan atau pembalasan, dan itu merupakan suatu ancaman serius.

Oleh karena itu, kematian Osama bin Laden di Pakistan kemarin adalah berita duka bagi seluruh dunia. Berita duka yang penulis maksud ialah bahwa gerakan radikalisme akan semakin tumbuh-subur, spirit mereka akan semakin kuat, dan tidak menutup kemungkinan pasca kematian Osama adalah babak baru gerakan Al-qoidah, Jamaah Islamiyah dan sejenisnya. Dalam konteks Indonesia, baru-baru ini gerakan radikalisme bermunculan kembali ke permukaan bahkan sedemikian gencar setelah isu Negara Islam Indonesia (NII) yang baru-baru ini menghebohkan Tanah Air.

Gerakan kelompok NII memiliki pola yang sama dengan Al-qoidah. Bahkan kemungkinan besar NII dan Al-qoidah memiliki ideologi yang sama pula dengan tujuan yang nyaris serupa. Artinya, persoalan ideologi radikal yang mereka konsumsi patutlah kiranya dijadikan sebagai bahan utama dalam upaya deradikalisasi, bukan dengan cara perlawanan berupa kekerasan, sebab, itu bukan merupakan solusi yang efektif tetapi justru akan menambah persoalan. Solusi dalam menghadapi gerakan radikal ialah dengan cara melakukan pendampingan serta pembinaan terhadap mereka agar pola pikir yang mereka konsumsi berubah total dengan pola pikir baru yang menuntun mereka untuk cinta kasih terhadap sesama demi kehidupan yang harmonis serta kedamaian.

Terlepas dari itu, siapapun, terutama rakyat Amerika Serikat pasti sangat dendam atas runtuhnya gedung WTC sepuluh tahun silam. Tapi, anggota organisasi Al-qoidah dan kelompok sejenisnya, pasti lebih dendam lagi atas kematian pemimpin mereka yang selama ini bisa dikatakan menjadi panutan dalam setiap agenda serta gerakan Al-qoidah.

Kematian Osama bin Laden adalah berita duka. Duka karena gerakan Al-qoidah akan semakin masif, bahkan agresif, duka sebab anggota-anggota lainnya akan melakukan aksi balas dendam, duka karena gerakan radikalisme di bumi ini tidak pernah akan punah. Konflik, saling membunuh, serta aksi saling acung senjata kini mulai mendera kehidupan di dunia. Kedamaian seakan telah menjadi nyanyian bisu yang kini sudah tidak lagi merdu dan mendayu. Tatanan kehidupan dunia kini seakan kian rapuh oleh keberadaan gerakan radikal yang semakin gencar dan terang-terangan menyeruak ke permukaan. Disharmonisasi benar-benar sedang mengancam penduduk dunia setalah kematian Osama bin Laden, sebab, seperti diberitakan, pihak Hammas dan Thaliban tidak terima dan akan melakukan perlawanan alias balas dendam. Haruskah kita segera melapor kepada Tuhan bahwa kedamaian sudah tidak lagi tercipta di dunia ini?
Disqus Comments