Saturday 24 January 2015

WHEN NOVEMBER RAIN

Wulan, Dara Pekerja Keras

Selain kedewasaannya, Wulan adalah sosok wanita pekerja keras. Golongan darah O yang mengalir di dalam dirinya seperti telah menjadi semacam faktor pendorong yang kuat untuk meraih keinginan, harapan, idealisme dan cita-citanya.
Karakter pekerja keras menunjukan sebuah kecerdasan dan kepintaran. Keinginan meraih kesuksesan menjadi motivasi yang tidak dapat ditunda-tunda, sehingga semua instrumen yang ada dijadikan alat untuk menuntaskan segala macam ragam pekerjaan.
Wulan termasuk pribadi yang menuntut kesempurnaan dalam sebuah pekerjaan. Dia ingin hasil kerjanya dapat bernilai baik dan sempurna dan tak banyak salah. Ambil contoh misalnya dalam mengerjakan karya ilmiah yang merupakan tugas wajib akademiknya, Wulan menginginkan tak terjadi kesalahan sehingga dia dapat menuai hasil yang baik.
Andai kata suatu hari kelak Wulan menjadi seorang pemimpin, di mana saja maka dia termasuk pribadi yang tak suka melihat hal-hal yang keliru dan bekerja keras agar sesuatu hal yang menjadi kewajibannya tak kurang sesuatu apapun. Hal lainnya, dapat diprediksi apabila Wulan diberikan sebuah pekerjaan, maka bisa dipastikan akan selesai dengan baik sebaik-baiknya. Ini menunjukkan bahwa Wulan juga merupakan sosok yang bertanggungjawab.
Coba lihat saja Wulan. Ketimbang memilih untuk berjumpa penulis, dia lebih memilih menggeluti kesibukannya dalam menuntaskan banyak tugas-tugas akademik lainnya. Hal itulah yang membuat dirinya cenderung tak punya banyak waktu hanya untuk sekadar bermain serta meluangkan sedikit waktu untuk sekadar rehat sejenak. Wulan, terlalu sibuk menenggelamkan diri dalam berbagai kesibukannya karena dia cenderung menganggap kesibukan itu adalah sebuah pekerjaan dan tanggungjawab yang wajib diselesaikannya agar tak menjadi beban yang berlarut-larut. Lebih-lebih Wulan masih menyandang predikat sebagai seorang mahasiswi, tuntutan waktu dekat dirinya ialah merampungkan studinya sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap diri dan orangtuanya. Dari sini dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Wulan adalah sosok yang cenderung ambisius serta ingin menyelesaikan suatu urusan tepat waktu.
Wulan, selalu memanfaatkan setiap waktunya dengan sebaik-baiknya. Tak seperti sebagian orang lain pada umumnya yang lebih banyak memilih sikap santai dalam menghadapi sesuatu perkara.
Keceriwisan Wulan boleh dikatakan sebagai hiburan bagi dirinya di kala penat. Ini berbeda lagi dengan orang lain yang lebih banyak memilih refreshing sebagai media untuk melepas kepenatan. Sementara hiburan lain yang diciptakan Wulan untuk melepaskan lelah dan penat dengan cara pulang ke rumahnya di Wonosari untuk berkumpul bersama keluarganya.
Bagi Wulan, seperti penuturannya suatu ketika, rumah atau kampung halaman adalah sebaik-baiknta tempat untuk menghibur diri, melepas lelah, melepas penat dari desakan angkara murkan kesibukan sebagai seorang pelajar tingkat maha. Jika surga dikatakan sebaik-baiknya tempat yang dapat memberikan kesejukan diri, maka mungkin bagi Wulan rumah adalah surga itu. Karuan saja, seperti kata pepatah arab "baitiiy jannatiiy", rumahku adalah surgaku!
Toh, memang benar begitu adanya. Nyaris setiap weekend, Wulan memutuskan untuk pulang ke Wonosari. Rumah, dalam pandangan Wulan adalah sebaik-baiknya tempat kembali. Toh, setelah melepaskan penat dan lelah di rumah selama beberapa hari, Wulan kembali ke aktivitas studinya membawa semangat baru dan harapan baru.
Ya, sekurang-kurangnya begitulah salah satu cara cerdas seorang Wulan menjaga konsistensi dirinya selama menyandang predikat sebagai seorang mahasiswi.
Penulis kemudian berpikir sembari mengajukan sebuah pertanyaan, apakah Wulan pernah berpikir bahwa menghabiskan waktu berlibur bersama teman-temannya selain pulang kampung?

Mungkin pernah terbesit keinginan semacam itu. Akan tetapi sepertinya dia belum sempat karena waktu libur yang didapatkannya tak lebih dari tiga hari. Bahkan suatu ketika dia pernah berkata, waktu luangnya hanya ada di akhir-akhir Januari. Mungkin pada saat itu Wulan akan menghabiskan waktu senggangnya dengan cara lain selain pulang ke Wonosari melulu. Hehehe.! Lanjut.....
Disqus Comments