Tuesday 26 May 2015

Nestapa Sepakbola Indonesia

Sepakbola
Miris sekali rasanya melihat dunia pesepakbolaan Indonesia akhir-akhir ini. Baru saja sedang semangat-semangatnya gairah pesepakbolaan kita, kini nasibnya tak tahu berada di tangan siapa. Menpora atau PSSI? Kedua institusi tersebut kini sedang bertikai hebat. PSSI dibubarkan. Kemenpora lantas membentuk tim transisi. Entah apa yang disebut dan dimaksud dengan transisi, kini melongo tak tahu. Yang jelas, kedua institusi tersebut sedang membawa kepentingannya sendiri-sendiri. Saling tuding menuding, serta saling jegal menjegal.

Akhirnya, hanya menjadi tontonan murah publik negeri. Keduanya jelas sedang memperebutkan dukungan dari kelompok tertentu untuk sekadar membenarkan langkah dan kepentingan jangka pendek. Pertikaian Kemenpora dan PSSI menohok dan memuakkan. Akibatnya, klub dan pemain jadi korban. Aktivitas klub dan bisnis-bisnisnya ngadat, sementara Kemenpora yang diwakili tim transisi tampak bingung harus memulai dari mana upaya mereka mereformasi sistem pesepakbolaan tanah air.

Kompetisi-kompetisi yang telah berlangsung sekian tahun serta telah mentradisi tiba-tiba dibubarkan, dihentikan, dibekukan. PSSI pun meradang. Projek-projek pesepakbolaan buyar. Sponsor-sponsor menjauh. Karuan saja, tak sedikit kalangan yang geram dengan langkah Kemenpora. Di samping itu, di tubuh organisasi PSSI tampak sedang terjadi kompromi-kompromi kepentingan kelompok tertentu. Bayangkan saja, menjelang pemilihan ketua PSSI yang baru, calon-calon ketua tiba-tiba mengundurkan diri kecuali La Nyalla Mattaliti yang akhirnya menang tanpa pesaingan, pertarungan dan pertandingan.

Ahsanul Qasasi, Joko Driyono dan Johar Arifin tiba-tiba mundur seakan-akan telah terjadi sebuah skenario yang bakal jadi ketua adalah La Nyalla. Entah skenario apakah di balik semua itu, yang pasti La Nyalla kini ketum PSSI meski telah dibubarkan Menpora. Namun tetap saja, karena membawa kepentingan tertentu, La Nyalla tak bergeming. Lobi-lobi dilakukan dengan dalih menyelamatkan PSSI dan dunia pesepakbolaan Indonesia. Tapi hebatnya, FIFA yang notabene institusi tertinggi sepakbola dunia gugup dan bingung harus bersikap seperti apa dalam mensikapi kisruh pesepakbolaan Indonesia.

Muncul kabar dan rumor tak sedap jika FIFA telah memberikan sangsi, namun tak kunjung diumumkan apa bentuk sangsi tersebut. Mungkin FIFA sudah lelah! Ya, lelah dengan wajah pesepakbolaan Indonesia yang susah diajak untuk maju dan berkembang laiknya negara-negara lain selain Asia Tenggara. Ah, muak memang memuakkan! Pertikaian PSSI dan Kemenpora sungguh memuakkan, membosankan. Entah bagaimana nasib pemain-pemain muda bertalenta itu yang sejak beberapa tahun belakangan telah menjelma menjadi sosok pemain dan tim kebanggaan. Mungkin, mereka juga sudah lelah dengan kisruh PSSI dan Kemenpora! Pun juga saya sebagai pencinta sepakbola!
Disqus Comments