Ilustrasi |
Tidak saja persoalan hukum, tetapi sangsi sosial tentu hal yang tak diinginkan menimpa dirinya. Jadi, ketika orang mau berbuat jahat, maka kekuasaan merupakan pelindung paling sentosa. Kasus terakhir paling mencolok ialah tentang korupsi di tubuh organisasi FIFA.
Kasus itu bahkan baru terkuak setelah kurang lebih diinvestigasi selama 15 tahun. Sementara Sepp Blatter menjadi presiden FIFA sudah 17 tahun. Artinya, selama kurun waktu tersebut sudah dicurigai bahwa organisasi FIFA tidak sehat. Adalah perjuangan dan kegigihan jurnalis bernama Andrew Jennings yang berhasil menguak skandal korupsi di tubuh FIFA yang selama ini diagung-agungkan dunia sepakbola sebagai organisasi yang bersih dan sehat.
Faktanya, Sepp Blatter sebagai nakhoda mulai merasa gerah setelah skandal korupsi pejabat-pejabat FIFA satu per satyu terkuak. Namun hebatnya, di tengah-tengah merebaknya investigasi pejabat-pejabat FIFA, di waktu yang bersamaan Blatter terpilih kembali menjadi presiden organisasi kebanggan publik sepakbola dunia itu. Ini contoh nyata betapa kekuasaan telah dijadikan sebagai pelindung tindakan kejahatan.
Meski demikian, masyarakat seperti jadi elemen penting dalam mendesak seorang penguasa turun dari jabatannya. Begitu pula Blatter, meski baru saja terpilih kembali, ia mulai gerah dan khawatir dengan kritikan-kritikan tajam yang mulai menghujam mentalitas dan akal sehatnya. Sepp pun mundur. Kejadian ini juga pernah dipertontonkan salah satu penguasa di Indonesia. Wallahu a'lam, wassalam..