ILUSTRASI |
Ide “sekilas” benar-benar datang secara sekilas dan spontan. Suatu malam, saya sedang menulis sebuah artikel sembari membuka-buka internet untuk sekadar membaca berita-berita online. Beberapa akun sosial media alias sosmed jugaa saya buka untuk rehat ketika ide dan gagasan dari materi yang dituliskan mentok. Selepas itu, saya kembali menulis lagi melanjutkan artikel yang sempat tertunda beberapa saat. Internet adalah candu. Sekali membukanya, keinginan untuk berselancar di dunia maya seakan tak ada habisnya. Hamparan informasi seumpama padang luas tanpa tepi.
Berjibun artikel, tulisan, gambar, video berserakan di mana-mana, seakan tak menyisakan ruang kosong. Sungguh, populasi penggunaan internet demikian deras dan tajam. Kegandrungan masyarakat terhadap internet sudah tidak dapat dibendung. Semua, siapa saja, termasuk saya dapat dengan bebas mengekspresikan diri lewat tutur dalam bentuk tulisan serta tindakan, tingkah polah dalam bentuk video yang diposting ke dalam akun-akun yang telah tersedia (sign in or sign up).
Berjibun artikel, tulisan, gambar, video berserakan di mana-mana, seakan tak menyisakan ruang kosong. Sungguh, populasi penggunaan internet demikian deras dan tajam. Kegandrungan masyarakat terhadap internet sudah tidak dapat dibendung. Semua, siapa saja, termasuk saya dapat dengan bebas mengekspresikan diri lewat tutur dalam bentuk tulisan serta tindakan, tingkah polah dalam bentuk video yang diposting ke dalam akun-akun yang telah tersedia (sign in or sign up).
Bagi orang seperti saya, ketika membuka internet cenderung lebih suka membaca berita-berita ketimbang update status dan chatting. Memang sih, terkadang saya suka juga membaca update status orang lain yang muncul di timeline (TL), bahkan terkadang stalking. Ada keunikan tersendiri ketika membaca update status para pengguna sosmed. Keunikan itu muncul karena sebagian besar para pengguna sosmed begitu gemar mengungkapkan apapun yang sedang dialaminya, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Maaf, kegilaan para pengguna sosmed berselancar di internet bahkan tak mengenal waktu, bahkan ada sebagian orang yang menjadi maniak.
Kedua, ketika pertama kali membuka internet, saya justru buru-buru membaca berita-berita online. Baru setelah membaca berita tersebut saya anggap cukup saya beralih membaca update status para pengguna sosmed, dan terkadang saya sendiri juga tak mau kalah update status di akun milik saya macam facebook, twitter, blog, tumblr, dan email. Dari keempat akun itu, twitter mungkin paling saya gandrungi. Terlepas dari itu, membaca berita bagi saya teramat penting untuk membuka wawasan, pengetahuan dan informasi-informasi terbaru.
Hasil dari bacaan tersebut, tak jarang saya review dalam bentuk opini, kadang berupa kritik sebagai bentuk penyikapan saya. Aspirasi saya tiada batasnya. Sungguh, berita-berita yang disuguhkan oleh berbagai media online memberikan manfaat dan faedah yang cukup besar dalam mengembangkan wawasan dan pengetahuan diri saya terhadap dinamika kehidupan. Andai tak berlebihan, bolehlah saya berucap bahwa di jaman sekarang internetlah jendela dunia itu. Ad ide muncul di kepala saya ketika saya membuka beberapa portal berita online di suatu malam. Satu persatu saya buka, dan semua nyaris seragam.
Saling bersaing dan berlomba dalam menyuguhkan kabar berita. Bahkan, portal-portal berita itu berusaha menunjukkan sisi unik dan ciri khasnya agar menarik pengguna internet untuk mengunjunginya, atau sekurang-kurangnya meng-klik laman portal tersebut. Portal yang paling banyak dikunjungi nantinya akan memperoleh rating tersendiri, dan bahkan google siap memberikan penghargaan bagi portal atau website yang rating-nya tinggi. Sehingga lumrah kalau website-website tersebut berlomba-lomba merebut hati para pengguna internet, mungkin saya juga termasuk di dalamnya meski tidak punya website pribadi dan hanya blog ini saja.
Saya banyak belajar dari website-website yang membanjir di internet. Setelah menutup akses internet, otak saya tiba-tiba muncul ide. Tak mau kalah dengan website-website atau portal-portal berita online yang ingin dianggap pengguna internet paling update atau paling cepat dalam menyuguhkan kabar berita dan informasi, saya juga lantas menginginkan hal yang sama. Maka muncullah ide untuk memuat informasi tercepat dari portal-portal itu dengan cara memposting agenda-agenda yang belum terekspos serta belum ter-cover, yakni agenda-agenda esok hari.
Sifatnya, hanya sekadar informasi. Tujuannya agar hari ini publik tahu tentang agenda esok hari yang telah dirancang oleh lembaga-lembaga atau instansi-instansi, dan agenda masyarakaat secara luas tertentu sehingga masyarakat tidak terlambat tahu tentang informasi-informasi tersebut. Hal ini saya anggap amat penting, meski saya sendiri menyadari portal-portal berita selalu berupaya untuk menyuguhkannya, akan tetapi menurut pengamatan saya belum ada yang fokus pada segmen dan rubrik itu. Ide spontan inilah yang terlintas dalam benak saya malam itu, lantas muncul pula ide untuk menamainya “sekilas.com”. Dan pada akhirnya ini hanyalah sebatas ide semata, mungkin bisa ditindaklanjuti, kepada siapa saja.