Saturday 12 September 2015

Pokoke Joget. Titik!

Negara sedang kalut. Dapur ini sedang tak mengepul. Diri tak kunjung ada kejelasan. Mitra kerja datang lalu mengkhianati, membawa hak miliki diri. Ah, tak penting perihal kejadian yang menimpa diri. Tak pernah diri merasa terusik. Yang justru mengusik adalah persoalan bangsa ini yang datang silih berganti. Tiap hari publik disuguhkan pertikaian-pertikaian di kalangan elite. Orang sedikit saja mau berbuat benar, para penjegal berbondong-bondong mengalangi dan menepis berbagai opini yang dinilai membahayakan dan menyerang.

Dinilai berpotensi merusak omzet perusahaan milik elite yang jumlahnya triliunan rupiah. Bung, yang sejahtera itu dirimu sendiri dan keluargamu, bukan rakyat Indonesia. Lantas mengapa anda menggunakan kekuasaan untuk membendung kritika pedas yang kau anggap merugikan dirimu? Dengan mulutmu pula kau klaim bahwa kerugian pribadimu itu sebagai kerugian negara!

Ah, dusta anda bung!. Kasus Pelindo II, kalau negara dibilang rugi jika ditelusiri kasusnya, maka sejatinya kerugian itu hanya berdampak pada kelompok tertentu yang bernaung di balik kekuasaan. Itu cuma contoh saja, masih banyak kasus lainnya. Rakyat banyak tak mau mengerti permainan elite negara atas kekayaan negeri ini.

Nalar kritis kita lenyap karena beberapa sosok elite negara yang sudah berhasil memoles dirinya dengan citra baik dan bersih. Padahal, itu sejatinya palsu. Sungguh! palsu! Banyak uang yang telah mereka habiskan untuk mencitrakan diri baik di mata publik, tetapi tak sia-sia karena berhasil mengelabui pandangan, opini dan persepsi publik. Tobatlah bung kalau anda mengaku orang baik di negeri ini!

Ah, pusing juga mikirin negara. Apa itu persoalan, dihadapai dengan berjoget saja, berdangdut ria saja. Apapun kondisi ini, yang penting masih bisa joget, kami sudah cukup bahagia!
Disqus Comments