Rudal Korea Utara |
Di kawasan Asia, mungkin hanya Korea utara (Korut) yang berani menantang Amerika Serikat (AS). Korut memang boleh besar kepala karena negara komunis itu punya segudang senjata kimia mematikan yang belakangan amat gencar dipamerkan.
Korut begitu aktif meledakkan nuklir dan meluncurkan roket jarak jauh. Tindakan yang dinilai AS sebagai upaya provokasi terhadap negara-negara di kawasan Asia. AS pun lantas kebakaran jenggot, takut dan khawatir.
AS sibuk mengumpulkan negara-negara dunia yang anti nuklir melalui program denuklirisasi. Kecuali Rusia, sejumlah negara di dunia berbondong-bondong mendatangi Washington DC guna menghadiri KTT Keamanan beberapa waktu lalu membahas soal isu nuklir Korut.
Sedikitnya 50 negara yang hadir, kecuali Rusia dan Pakistan. Forum itu juga lantas menghasilkan sebuah manifesto politik sanksi terhadap Korut. Presiden AS dan China, Barack Obama dan Xi Jinping dikabarkan bersepakat menjalin kerjasama untuk memberikan sanksi terhadap Korut atas senjata nuklirnya itu.
Menurut kedua pemimpin, program denuklirisasi di semenanjung Korea serta sebagai bentuk implementasi Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Dalih Obama dan Xi saja karena memang benar-benar takut. Sebab, kedua negara sedang gencar-gencarnya membidik Asia Pasifik sebagai lahan investasi, terutama di kawasan maritim.