Sunday 17 April 2016

Joint Jogja Antiklimaks?

Sineas Garin Nugroho, Calon Walikota Jogja
Sejak munculnya nama sineas Garin Nugroho dalam penjaringan bakal calon walikota Jogja yang digagas oleh gerakan independent Jogja (Joint), banyak kalangan sudah menduga bahwa sang sutradara lah yang bakal dipilih.

Sebabnya, popularitas Garin memang sudah melambung sejak dirinya menjadi seorang sineas top di tanah air. Artinya, Garin dianggap Joint memiliki daya tawar lebih dibanding sosok-sosok lainnya macam Fitri Paulina Andriani, Adrie Primera dan Emmy Yuliarti Rusadi. Dalam teori pemilihan pemimpin, popularitas dan elektabilitas seseorang dijadikan acuan utama bagi kelompok-kelompok politik untuk mengusung sosok yang bakal maju dalam perhelatan demokrasi, termasuk di level Pilkada. 

Kelompok-kelompok politis memang tak mau berani mengambil risiko untuk memajukan sosok yang belum dikenal oleh publik. Selain akan menghabiskan banyak biaya, proses pengenalan sosok calon juga tidaklah gampang serta membutuhkan waktu yang relatif panjang dan lama.

Untuk jalan pintasnya adalah memilih sosok yang memang sudah dikenal oleh publik sehingga tak perlu sibuk mengenalkannya kepada masyarakat kecualia sebatas penegasan saja. Joint yang mengklaim diri sebagai gerakan masyarakat non partai menghendaki walikota Jogja dijabat oleh sosok yang tidak mewakili partai politik.

Menurut Joint, sosok pemimpin yang mewakili parpol sudah tidak mendapatkan kepercayaan masyarakat untuk mengurusi mengelola serta memimpin suatu daerah. Untuk itulah, gerakan Joint diklaim sebagai wajah demokrasi baru, khususnya di Jogja. Entahlah. 
Disqus Comments