Penyanyi Zaskia Gotik |
Penyanyi Kebiasaan tak elok yang kerapkali terdengar dari sebagian masyarakat adalah sikap dan ucapa yang bernada heran, gumun kaget dan bertanya-tanya.
Sikap itu biasanya lahir dari ketidaktahuan dan minimnya wawasan. Pun akibat matinya sikap kritis dalam menanggapi sebuah persoalan dan dinamika.
Ambil contoh misalnya sikap terheran-heran sebagian masyarakat mengapa Zaskia Gotik malah justru didaulat menjadi duta Pancasila padahal artis seksi itu baru saja terjerat kasus penghinaan lambang, simbol dan ideologi negara.
Ya, Pancasila itu sendiri sempat jadi bahan bualan Gotik di sebuah stasiun TV swasta nasional. Hanya berselang beberapa waktu, artis pemilik goyang itik itu justru didaulat menjadi duta Pancasila oleh sebuah parpol.
Kendati pendaulatan itu lebih merupakan sikap politik parpol, tapi tentu ada alasan kritis yang melatarinya, tidak muncul semerta-merta. Nah, sikap politis yang diambil parpol tersebut sudah barang tentu membuat publik terheran-heran, dan jika tidak dijelaskan alasannya niscaya akan merusak citra pendaulat.
Hanya saja, bagi kalangan yang mau berpikir kritis tentu tak perlu ada penjelasan. Sebab, ada persoalan lebih esensial dan serius dibanding ucapan Gotik di TV waktu itu. Lagi pula, sikap pemerintah yang memutuskan untuk mengkasuskan Gotik adalah tindakan gegabah dan emosional tuk tak dikatakan kedunguan dan kebodohan.
Sekali lagi, coba bandingkan ormas-ormas yang sejak dulu beteriak bilang Pancasila kafir dan kafir, bahkan terang-terangan mereka menolak Pancasila. Lebih serius bukan itu sikap? Bahkan bisa dibilang berbahaya karena keutuhan NKRI yang dirongrong. Makar bukan? Nah, ojo gumunan dulu kita bung. Berhentilah jadi pribadi yang gumunan karena itu menunjukkan kebodohan diri. Toh, kita sering marah dan geram ketika dituding bodoh.
Begitu pun persoalan lainnya, sikap gumunan jangan sering ditunjukkan. Bolehlah sesekali, tetapi jangan untuk semua persoalan. Ada baiknya sebelum menunjukkan sikap, pergunakan nalar kirits terlebih dahulu.
Mungkin dengan begitu akan tampak lebih elok, cerdas, bijak dan adil, bukan untuk orang lain melainkan untuk diri sendiri. Meminjam istilah Mario Teguh, itu! Hahaha